Wednesday, March 06, 2013

MENGHAKIMI SESAMA (AYUB 22)





Barusan saya terkejut dengan sebuah berita yang bertajuk demikian:  Kejutan Ultah berujung maut.  Kisahnya begini, suatu ketika ada seorang siswi kelas 3 SMP sedang berulang tahun.  Teman-temannya   yang mau memberikan surprise merencanakan rencana usil.  Yang ultah diajak salah satu teman kekantin, sementara yang lain memasukan handphone dan uang sebesar 300rb kedalam tasnya di kelas.  Setelah kembali kekelas salah seorang temannya melapor ke guru kalau dia kehilangan handphone dan uangnya.  Gurunya yang sudah mengetahui rencana itu langsung menyuruh beberapa pengurus kelas untuk menggeledah tas masing-masing.  Kemudian didapatilah di salah satu tas siswi yang berulang tahun tadi.  Langsung satu kelas menyoraki dia: “Maling, maling, maling…”  Karena shock dan terkejut, siswi ini kemudian pingsan tak sadarkan diri.   Gurunya langsung membawa dia keklinik terdekat untuk dirawat.  Akhirnya beberapa jam kemudian siswi ini sadarkan diri.  Tapi apa yang terjadi.  Karena terlalu shock anak ini seperti kehilangan gairah hidup.  Tatapan matanya menjadi kosong,  Ia jadi tidak bisa belajar.  Dan di rumah selalu menangis.  Ia jadi sering melamun.  Hanya dua hari setelah ia sadarkan diri, hari ketiga, karena tidak lagi kuat menanggung tekanan batin itu (walaupun ia sudah tau kalau teman-temannya hanya ingin mengerjai dia) akhirnya anak ini kembali tidak sadarkan diri.  Segera dibawa kerumah sakit terdekat, namun apa daya, ia harus mengakhiri hidupnya di usia 15 tahun. 
Sungguh kisah yang tragis.   Ketika seseorang merasa dihakimi akan terus ada tekanan batin dalam dirinya.  Walaupun mungkin seorang yang menghakimi itu sudah menarik kata-katanya, acapkali luka itu masi membekas dihati orang yang dihakimi tersebut…  Saya kira memang tidak ada orang yang suka dihakimi.  Kita tidak suka dituduh, dikata-katai yang tidak benar, apa lagi kata-kata itu sudah menjurus menjadi sebuah fitnahan.  Namun seringkali kitapun suka menghakimi sesama kita bukan?  Bahkan tanpa kita sadari, perkataan kita sudah menyayat dan melukai sesama kita.  Bahkan taukah bahwa penghakiman kita dapat membunuh orang lain? 
Tentu Tuhan tidak suka sikap menghakimi.   Itu sebabnya Yesus pernah dengan tegas memberikan perintah dalam Matius 7:1 “Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi.”   Selanjutnya Ia berkata di ayat 2 dan 3 “Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?   Dari sini Yesus ingin memberitahukan kepada kita bahwa jika kita menghakimi maka kita juga akan dihakimi.  Itu sebabnya di kitab Lukas 6:37 Yesus mengatakan  Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.”   Penghakiman adalah milik Allah.  Betapa angkuhnya dan betapa jahatnya kita dihadapan Tuhan jika kita suka menghakimi sesama kita.
Itu sebabnya pagi ini saya ingin memberi tau beberapa tips kecil saja untuk kita renungkan tentang bagaimana caranya supaya kita tidak jatuh dalam dosa penghakiman ini.  Saya tidak akan banyak lagi mengupas kisah Ayub ayat per ayat yang begitu sering kita dengarkan.  Tapi mari kita belajar apa yang menjadi kesalahan teman-teman Ayub, secara khususu Elifas, sehingga mereka terjatuh dalam dosa penghakiman.  Hal-hal praktis apa saja itu:

1.       Hati-hati ketika kita ingin memberi masukan walaupun bagi kita itu niat kita baik
Banyak orang mengira ketika memberi masukan atau nasehat hanya dengan alasan niat atau maksud baik itu sudah cukup.  Saya kira hal itu tidaklah cukup.  Maksud baik harus diiringi dengan penyampaian yang baik dan pikiran analisa yang baik sehingga orang yang menerima masukan itu dapat memahami dan menerima masukan itu tanpa merasa dihakimi.
Dari kisah ini kita dapat melihatnya.  Ini merupakan percakapan Elifas yang ketiga yang diberikan kepada Ayub.  Elifas merupakan orang pertama dari ketiga teman Ayub yang berbicara mengomentari masalah Ayub.  Niat awalnya memang baik.  Ia ingin memberitahu caranya kepada Ayub supaya ia bisa keluar dari permasalahan itu.  Namun mungkin cara penyampaiannya kurang tepat.  Sehingga niat baik itu bukan lagi disebut niat baik, tetapi di mata Tuhan niat baik itu sudah menjadi bentuk sikap menghakimi sesama.

2.      Mari perhatikan latar belakang masalah dan analisalah dengan tepat.
Saya kira tidak cukup hanya dengan penyampaian yang baik, tetapi sebelum kita memberikan penyampaian kita tentang sesama kita, mari kita melihat latar belakang seseorang dengan baik.  Kalau kita melihat percakapan Elifas di pasal 4 dan 5 sebenarnya ada beberapa kalimat yang baik.  Dia mengawali nasehatnya dengan pujian, dan dengan kata-kata yang bagus.  Tetapi mengapa semua itu masih terasa sangat menghakimi di hati Ayub?  Saya kira jelas karena Elifas memberikan pernyataan-pernyataan yang keliru, yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.  Elifas salah dalam memperhatikan latar belakang Ayub.  Tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, Elifas langsung mengatakan bahwa Ayub harus bertobat, sebab penderitaan ini semua dikarenakan oleh dosa-dosa Ayub yang membuat Ayub ditegur oleh Tuhan.  Perhatikan…Walaupun penyampaian sudah baik, namun jika tidak disertai alasan yang tepat, hal itu bisa menjadi penghakiman bagi orang lain.  Seandainya kita baru-baru mengalami kecelakaan motor.  Di lampu merah kita diam-diam, tiba-tiba ada supir mabuk yang menabrak kita sehingga kita terjatuh dan terluka.  Sesampainya dirumah, orang yang dekat dengan kita bilang begini (dengan nada yang lembut):  Makanya, kalau naik motor hati-hati.  Ga usah ngebut.  Harus perhatikan jalan baik-baik.”  Walaupun disampaikan dengan baik tapi perkataan ini tentu tidak enak didengar.  Karena kita tau kejadiannya tidak seperti itu.  Bkan karena kita yang tidak hati-hati, namun karena ada supir mabuk yang sembarangann.  Itu sebabnya sebelum kita memberi nasihat, penting bagi kita untuk menganalisa masalah dengan baik.  Tidak langsung ngomong begitu saja.

3.      Senantiasa mengontrol emosi dan menahan perkataan.
Menghakimi kadang bisa bermula dari masukan-masukan kecil, kemudian karena ada pembelaan, masukan itu makin tajam, dan kemudian kalau kita tidak hati-hati menjaga emosi kita, kita akan jatuh ke dalam penghakiman
Itu yang terjadi dengan Elifas.  Dalam teguran pertama ia memuji Ayub dimana Ayub telah mengajar banyak orang, tangan yang lemah telah Ayub kuatkan.  Orang yang jatuh telah dibangunkan.  Pada awalnya Elifas hanya mengatakan: sesungguhnya, berbahgialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan….  Di pasal 15 Elifas mulai menyalah-nyalahkan Ayub.  Ia mengatakan bahwa Ayub licik, dan mulutmu yang mempersalahkan.  Ia mulai mengkritiki Ayub dan menganggap Ayub orang yang sombong.  Ayub dianggap sombong karena dianggap menentang Allah dengan keluhan-2annya.  Selain itu di pasal 15 ini juga Ayub mulai disebut dan dikatakan sebagai orang Fasik.  Dan kritikan itu terus berkembang.  Pasal 22 ini merupakan percakapan ketiga Elifas kepada Ayub.  Dan perkataan yang ketiga disini adalah perkataan yang paling kasar.  Di ayat 5 Elifas mengatakan: bahwa kejahatan Ayub besar, kesalahanmu tidak berkesudahan.  Dia mengatakan dengan sewenang-wenang kamu menerima gadai dari saudara-saudaramu, dan merampas pakaian orang-orang yang melarat (ay.6).  Perkataan ini sudah bertentangan dengan pujian awalnya bahwa Ayub telah menguatkan banyak orang lemah.  Penghakimannya semakin tajam dan semakin mengerikan.  Mengapa itu bisa terjadi?  Saya kira hal ini bisa terjadi karena setelah terjadi perdebatan sekian lama dengan Ayub akhirnya Elifa menjadi emosi.  Mereka menganggap Ayub tidak menghargai masukan mereka, mereka emosi, sehingga mereka melontarkan perkataan-perkataan yang lebih tajam dan lebih menghakimi,
Itu sebabnya penting bagi kita sebelum mengeluarkan perkataan-perkataan, mari kita belajar untuk menguasai emosi kita.  Jangan sampai karena terpancing emosi lantas kita mengeluarkan ucapan-ucapan yang menyakitkan sesama kita dan menghakimi.  Tahukah saudara bahwa banyak orang yang terluka hanya oleh perkataan-perkataan tajam yang keluar dari hati yang terlanjur emosi, walaupun maksud hati tidak demikian?  Dan tahukah saudara ada banyak orang yang menyesali apa yang pernah dikatakannya karena terlalu emosi?  Mereka menyesal karena perkataan itu telah menancap tajam di hati orang lain yang mereka kasihi.  Seorang ayah pernah menyesal seumur hidup karena pernah suatu kali dia emosi kepada anaknya yang masih kecil, papanya melontarkan kata demikian “bodoh kamu, memang kamu tidak berguna, bisanya Cuma bikin malu papa.”  Hal itu membuat hati anaknya kepahitan.  Ia merasa sudah sebaik mungkin berbuat yang papanya mau.  Tapi ia tidak terima dikatakan demikian sama papanya sendiri.  Akhirnya anak itu tumbuh besar menjadi orang yang kepahitan.  Ia selalu berusaha menentang papanya, dan sengaja hidup rusak agar papanya bener-bener malu.  
Sebab itu hati-hati dengan emosi kita.  Jangan sampai kalau emosi kita mengeluarkan perkataan-perkataan yang tidak seharusnya kita ucapkan.  Selain itu akan menjadi penghakiman yang sangat jahat, hal itu juga akan melukai sesama kita.  Dan semua sikap itu tidak berkenan dihadapan Tuhan. Mari kita coba untuk melakukan tiga langkah praktis ini.  Kiranya kita semakin terhindar dari dosa menghakimi sesama.  GBus

2 comments:

Anonymous said...

usually are . And also as participant Most valuable player - and [url=http://www.christianlouboutinshoessaleus.com]christian louboutin outlet[/url]

this modifications in a costs several of an a top-notch having and also purchasing that specialize in on the to get louboutin high heels [url=http://www.christianlouboutinshoessaleus.com/christian-louboutin-women-christian-louboutin-pumps-discount-1_3.html]christian louboutin red suede pumps[/url]


They believed it could be an easy method to make great income . It really is an approach to make money, but with something really worth a thing, it really is not often effortless.

Related information:[url=http://www.christianlouboutinshoessaleus.com/christian-louboutin-women-christian-louboutin-pumps-discount-1_3.html]christian louboutin navy pumps[/url]

Anonymous said...

EysPycKhzGsb [url=http://adidas51.webnode.jp/]ナイキ air[/url]UpbPibGsfOeh [url=http://nikeonline.blog.fc2blog.net/]nike id[/url]WrjHfiGomVjs [url=http://nikeair350.blog.fc2.com/]ナイキシューズ[/url]UkhJglRdaBso [url=http://nikeshose.blog.fc2.com/]スニーカーナイキ[/urlUydRzpHmmNdz [url=http://nikeonlie11.blog.fc2blog.net/]ナイキランニング[/url]DxqWcpKsvPlc [url=http://ナイキシューズ.seesaa.net/]nike free[/url]XpfOgbVkeOrl [url=http://シューズナイキ.seesaa.net/]nike free[/url]ZpcXlkHebVju [url=http://nikeair11.seesaa.net/]ナイキスニーカー[/url]TdoShqMbcKgn [url=http://niker.seesaa.net/]スニーカー nike[/url] AptFzzJctRou [url=http://nikeshose11.blog.fc2.com/]nike free[/url]UljYakXphWut